Wamenlu Iran: Agresi AS dan Zionis Tidak Boleh Dibiarkan Begitu Saja
Mengenai negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Politik mengatakan bahwa Tehran bernegosiasi dengan itikad baik, tapi Washington masuk dengan niat buruk.

Majid Takht-Ravanchi, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Politik dalam sebuah wawancara dengan jaringan Amerika NBC ditanya soal negosiasi tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi oleh Oman selama beberapa bulan terakhir.
"Apakah masih ada ruang untuk negosiasi dan apakah cara untuk bekerja sama dengan IAEA masih dapat ditemukan?"
Takht-Ravanchi menjawab, Pintu diplomasi belum ditutup.
Menurut laporan Pars Today mengutip Mehr, menanggapi apakah ada kemungkinan untuk menghindari perang dan melanjutkan negosiasi, Takht-Ravanchi menyatakan, Kita tidak dapat dengan mudah membiarkan agresi terang-terangan Amerika Serikat dan rezim Israel terhadap Iran. Rakyat Iran sangat menderita akibat agresi Israel dan Amerika Serikat. Bagaimana kita bisa melupakan ini?!
Diplomat senior Iran ini mengatakan, Dua hari sebelum dimulainya putaran keenam negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat, rezim Zionis menyerang Iran dengan dukungan negara ini, yang merupakan pukulan terbesar bagi diplomasi. Ini adalah pukulan terbesar bagi kepercayaan yang dibutuhkan untuk negosiasi yang sesungguhnya. Bagaimana Amerika bisa menjelaskan ini?
Menanggapi pertanyaan tentang ke mana ia yakin situasi akan mengarah dan apakah kekerasan dan serangan lebih lanjut dari rezim Israel dan mungkin Amerika Serikat akan terus berlanjut, Takht-Ravanchi menambahkan, Iran siap menghadapi segala kemungkinan dan akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi rakyat dan negaranya.
Mengenai tingkat kerusakan yang disebabkan pada fasilitas nuklir Iran dalam serangan AS, Wakil Menteri Luar Negeri Iran mengatakan, Kerusakannya serius dan Organisasi Energi Atom Iran sedang menilai kerusakannya.
Menanggapi klaim Rafael Grossi, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional, tentang kemungkinan memindahkan lebih dari 400 kilogram uranium yang telah diperkaya sebelum serangan AS, Takht-Ravanchi mengatakan, Saya tidak tahu di mana bahan itu berada. Saya tidak dapat menambahkan apa pun selain apa yang telah saya katakan, dan itu sudah cukup.
Diplomat Iran itu juga menanggapi pertanyaan apakah Iran telah mengubah sikapnya mengenai penggunaan senjata nuklir setelah serangan mendadak oleh rezim Zionis dan Amerika Serikat.
Menurutnya, Sikap Iran mengenai Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) sama seperti sebelumnya. Iran tidak mencari senjata nuklir karena bertentangan dengan doktrin pertahanan dan fatwa Pemimpin Besar Revolusi Islam, sementara senjata nuklir tidak dapat menghasilkan keamanan.(sl)
.