Usulan Pezeshkian bagi Penyelesaian Masalah Palestina di Sidang Majelis Umum PBB
Presiden Republik Islam Iran, di sidang Majelis Umum PBB menilai satu-satunya cara untuk mengakhiri mimpi buruk ketidakamanan selama 70 tahun di Asia Barat dan dunia adalah dengan mengembalikan hak penentuan nasib sendiri kepada rakyat Palestina....
Presiden Republik Islam Iran, di sidang Majelis Umum PBB menilai satu-satunya cara untuk mengakhiri mimpi buruk ketidakamanan selama 70 tahun di Asia Barat dan dunia adalah dengan mengembalikan hak penentuan nasib sendiri kepada rakyat Palestina.
Menurut laporan IRNA, Presiden Republik Islam Iran, Masoud Pezeshkian pada Selasa (24/9) malam di sesi tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 mengatakan, Kami mengusulkan agar seluruh rakyat Palestina, baik mereka yang saat ini berada di tanah air mereka atau mereka yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, menentukan masa depan mereka melalui referendum nasional.
"Kami percaya bahwa dengan mekanisme seperti itu, perdamaian abadi dapat tercapai, di mana hanya dengan cara inilah umat Islam, Yahudi, dan Kristen dapat hidup bersama di satu negeri dengan damai dan jauh dari rasisme dan apartheid," tambah Masoud Pezeshkian.
Menurut Presiden Republik Islam Iran, Dalam satu tahun terakhir, masyarakat dunia telah melihat sifat rezim Israel, bagaimana para pemimpin rezim ini melakukan kejahatan, dan dalam sebelas bulan mereka membunuh lebih dari 41.000 orang tak berdosa di jalur Gaza, yang sebagian besarnya adalah wanita dan anak-anak.
Menyinggung upaya rezim Zionis untuk menghapus kejahatannya, Pezeshkian mengatakan, Mereka mengatakan genosida, pembunuhan anak, kejahatan perang dan terorisme negara sebagai "membela diri" dan rumah sakit, taman kanak-kanak dan sekolah disebut sebagai "target militer yang sah".
"Komunitas internasional harus segera menghentikan kekerasan dan perang rezim Zionis di Gaza dan Lebanon, gencatan senjata permanen harus dilakukan sesegera mungkin, serta brutalan dan kegilaan Israel di Lebanon harus distop sebelum hal itu membakar kawasan dan duniai," tegas Pezeshkian.
Presiden Pezeshkian menambahkan, Rezim Israel telah gagal di Gaza dan tidak dapat membangun kembali mitos tak terkalahkannya dengan kejahatan dan kebrutalan serta upaya untuk memperluas perang.
Sembari menyatakan dukungan Iran pada gerakan rakyat dan pembebasan, Presiden Republik Islam Iran menjelaskan, Israel-lah yang telah membunuh para ilmuwan, diplomat, dan tamu kami di tanah Iran dan telah mendukung ISIS dan kelompok teroris secara diam-diam dan terbuka.
Presiden Iran tidak lupa menyampaikan bahwa "Kami menginginkan perdamaian untuk semua orang dan kami tidak berperang dengan siapa pun. Kami menginginkan perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan bagi rakyat Ukraina dan Rusia" dan mengingatkan, Republik Islam Iran mendukung solusi damai apa pun, serta menentang perang dan menekankan perlunya penghentian segera konflik militer di Ukraina.
Pezeshkian yakin krisis ini hanya akan berakhir melalui dialog.
Pada saat yang sama, Presiden Republik Islam Iran, ketika mengkritik penarikan diri Amerika dari JCPOA, menyatakan, Iran dan negara-negara besar dunia mencapai kesepakatan JCPOA dengan pendekatan yang berorientasi pada peluang, dan kami menerima tingkat pengawasan tertinggi dalam bidang nuklir, agar hak-hak Iran dan pembatalan sanksi diterima, tapi keluarnya Amerika secara sepihak dari JCPOA menunjukkan pandangan yang berorientasi pada ancaman di arena politik dan pandangan yang berorientasi pada kekuasaan di arena ekonomi.
Mengacu pada fakta bahwa Iran mematuhi semua kewajibannya berdasarkan JCPOA sebagaimana disertifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional, Pezeshkian mengatakan, Kami siap berinteraksi dengan anggota JCPOA, jika kewajiban JCPOA dilaksanakan sepenuhnya dan niat baik diimplementasikan, maka kita bisa masuk mendialogkan masalah lain juga.
Presiden Republik Islam Iran menekankan bahwa sanksi adalah senjata destruktif dan tidak manusiawi yang digunakan untuk melumpuhkan perekonomian Iran dan menyatakan, Menutup akses terhadap obat-obatan penting merupakan salah satu konsekuensi sanksi yang paling menyakitkan, yang membahayakan nyawa ribuan orang yang tidak bersalah, tindakan ini bukan hanya jelas merupakan pelanggaran hak asasi manusia tetapi juga merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pezeshkian mengingatkan, Bangsa kita telah menunjukkan selama beberapa tahun terakhir dengan menanggung banyak kesulitan yang disebabkan oleh sanksi bahwa negara kita menentang penindasan dan kezaliman, dan meskipun luka yang disebabkan oleh sanksi terhadap masyarakat kita sangat dalam, tapi menghadapi pengalaman pahit ini telah membuat kita menjadi bangsa yang lebih kuat dan mempunyai kemauan baja dan rasa percaya diri.
Presiden Republik Islam Iran menyatakan kesiapan Republik Islam untuk menjalin hubungan dengan dunia, dan menambahkan, Iran siap untuk memiliki hubungan ekonomi, sosial, politik dan keamanan yang efektif dengan kekuatan dunia dan negara-negara tetangganya secara setara untuk membangun dunia yang lebih baik.
"Misi semua nabi adalah untuk menegakkan dan menyebarkan kebenaran dan keadilan dalam masyarakat di antara semua orang, terlepas dari warna kulit, ras, gender dan bahasa. Perdamaian dan keamanan tidak akan tercipta di dunia kecuali hak-hak semua orang, masyarakat dan bangsa dihormati dalam kerangka keadilan dan tidak memihak," pungkas Presiden Masoud Pezeshkian.(sl)
.