Pezeshkian: Persatuan dan Kekompakan Umat Islam Meningkatkan Kekuatan
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Pezeshkian menekankan bahwa musuh menciptakan perpecahan di kalangan umat Islam, dan mengatakan, "Persatuan dan kekompakan akan meningkatkan kekuatan umat Islam."...
Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Pezeshkian menekankan bahwa musuh menciptakan perpecahan di kalangan umat Islam, dan mengatakan, "Persatuan dan kekompakan akan meningkatkan kekuatan umat Islam."
Menurut laporan IRNA, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-38 yang dimulai di Tehran dengan kehadiran para pemikir dan cendekiawan dari berbagai negara Islam, menambahkan, Seluruh umat Islam harus bergandengan tangan, persatuan dan kekompakan umat Islam dapat menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi musuh.
Presiden Iran menjelaskan, Kitab Allah melarang sikap pembangkangan dan perselisihan. Perbedaan berarti tidak memerangi Tali Ilahi.
Mengacu pada invasi brutal rezim Zionis di Jalur Gaza, Pezeshkian mengatakan, 2 atau 3 juta orang Israel menghancurkan umat Islam, membunuh wanita dan anak-anak, tua dan muda, dan orang sakit, membom rumah sakit dan masjid. Karena umat Islam tidak bersatu, Israel berani melakukan kejahatan ini.
"Israel melakukan kejahatan karena umat Islam tidak memiliki kesamaan pandangan dan bahasa, tidak memiliki persatuan Islam, dan mereka bertengkar karena hal-hal sederhana," tambah Pezeshkian.
Presiden Republik Iran menyampaikan harapannya agar masyarakat Islam mempersiapkan versi, instruksi dan pesan baru untuk persatuan dan mengesampingkan perbedaan dan masalah lain dalam masyarakat mereka kemudian bersatu menghadapi musuh-musuh Umat Islam.
Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-38 yang mengangkat tema “Kerja sama Islam untuk Mencapai Nilai-Nilai Bersama dengan Penekanan pada Isu Palestina”, dihadiri 2.500 tamu dari tokoh nasional dan militer serta elite dan intelektual negara-negara Islam dimulai di Tehran yang dihadiri oleh Masoud Pezeshkian, Presiden Iran.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1446 H, bertepatan dengan tanggal 16 September 2024, Ahli Sunnah merakannya sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sementara Syiah memeringatinya pada pada 17 Rabiul Awal yang bertepatan dengan tanggal 21 September.
Imam Khomeini ra, pendiri Republik Islam Iran, yang merupakan salah satu pembawa pesan persatuan di dunia Islam, menggunakan isu ini untuk menyatukan dan mendekatkan kelompok-kelompok Islam, dan menyebut interval antara kedua tanggal tersebut. (12 sampai 17 Rabiul Awwal) sebagai “Pekan Persatuan”.
Minggu ini adalah kesempatan yang baik untuk mengkaji dengan lebih hati-hati perlunya solidaritas dan persatuan di dunia Muslim, terutama di masa yang penuh dengan hasutan dan kekacauan.(sl)
.