Penekanan Rahbar akan Pemanfaatan Kapasitas Bersama Iran-Kuba
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Senin (4/12/2023) sore dalam pertemuan dengan Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel bersama rombongan, menekankan adanya kapasita bersama kedua negara dan urgensi pemanfaatannya.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei Senin (4/12/2023) sore dalam pertemuan dengan Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel bersama rombongan, menekankan adanya kapasita bersama kedua negara dan urgensi pemanfaatannya.
Kapasitas bersama Iran dan Kuba dapat dievaluasi dalam dua bidang, dalam dan luar negeri.
Dari sisi dalam negeri, Iran dan Kuba adalah dua negara revolusioner. Terkait hal ini, rahbar mengisyaratkan tiga karakteristik bersama, kejujuran, resistensi dan keseriusan revolusi antara Iran dan Kuba. Seraya merujuk pertemuannya dengan Fidel Castro pada 22 tahun lalu, Rahbar menyatakan, revolusi Kuba dan karakteristik Fidel Castro sejak sebelum kemenangan revolusi Islam, senantiasa memiliki daya tarik tersendiri bagi revolusioner Iran, dan alasannya adalah kejujuran dalam sikap revolusinya.
Selain itu, Iran dan Kuba menjalin kerja sama di berbagai bidang, termasuk kerja sama di forum internasional serta kerja sama di bidang ilmiah. Dalam pertemuannya dengan Miguel Diaz-Canel, Pemimpin Revolusi Islam, mengacu pada kerja sama kedua negara di forum internasional, menambahkan, hubungan kedua negara harus lebih diperkuat di berbagai bidang, termasuk kerja sama ilmiah.
Di ranah luar negeri, Iran dan Kuba memiliki kesamaan karakteristik. Di antara ciri-ciri tersebut adalah sanksi AS terhadap kedua negara. Iran dan Kuba menghadapi sanksi kejam AS. Ciri umum lainnya adalah penolakan Tehran dan Havana terhadap unilateralisme dan pemaksaan Amerika di tingkat global. Oleh karena itu, pemimpin Revolusi Islam ini menekankan perlunya membentuk aliansi atau koalisi melawan intimidasi Amerika. Presiden Kuba juga menekankan agar kedua negara dapat saling melengkapi dalam berbagai bidang, terutama dalam menghadapi tindakan intervensi dan sanksi yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya.
Ciri umum lainnya antara kedua negara adalah kedekatan dan posisi mereka yang hampir sama dalam beberapa isu penting. Diantara permasalahan tersebut adalah isu Palestina dan perang rezim Zionis melawan Jalur Gaza saat ini. Iran dan Kuba, meskipun mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh rezim pendudukan Quds terhadap rakyat Gaza, menganggapnya sebagai contoh kejahatan perang dan mengkritik pendekatan negara-negara Barat dan lembaga-lembaga internasional dalam hal ini.
Ayatullah Khamenei dalam pertemuannya dengan Diaz-Canel menyebut posisi Presiden Kuba dalam isu global, khususnya isu Palestina, sejalan dengan posisi Republik Islam. Miguel Diaz-Canel juga mengatakan: Apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah genosida yang tidak dapat diterima, dan organisasi internasional telah menutup mata terhadap pembunuhan puluhan ribu orang di Gaza, dua pertiga di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, dan ini adalah hal yang tidak dapat diterima. Mereka yang selama ini selalu mengeluhkan perang antara Ukraina dan Rusia serta pembunuhan terhadap warga sipil kini bungkam atas terbunuhnya puluhan ribu orang di Gaza, dan hal ini menunjukkan betapa buruknya keadaan dunia. (MF)