Pemerintah Iran Gratiskan Transportasi Umum Saat Idulfitri
KBRN, Jakarta : Ada yang menarik dari pelaksanaan Idul Fitri atau lebaran di Iran setiap tahunnya, dimana pemerintah dari negara dengan penduduk mayoritas muslim itu menggratiskan biaya transportasi umum satu hari sebelum perayaan lebaran.
Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta Ibrahimi mengatakan, dibebaskannya biaya transportasi umum tersebut agar masyarakat dari berbagai penjuru negeri dapat berkumpul melaksanakan Salat Eid (Idulfitri) di Grand Mosala Mosque of Tehran (The Imam Khomeini Mosalla) atau disebut juga Imam Khomeini Mosalla (Musala Imam Khomeini) di Kota Teheran.
"Tahun ini dengan meredanya penyebaran pandemi Covid-19, Salat Eid dilaksanakan di lapangan musala Imam Khomeini. Yang menarik adalah malam sebelum salat Idulfitri dari televisi nasional diumumkan, berbagai transportasi umum dan transportasi masyarakat digratiskan untuk masyarakat dari berbagai kawasan menuju musala Imam Khomeini atau kompleks Imam Khomeini agar mereka dapat lebih mudah menjalankan salat Eid di sana," kata Ibrahimi ketika ditemui RRI.co.id baru-baru ini di Kediaman Duta Besar Iran di bilangan Jakarta Pusat.
Umat Islam Iran juga memiliki cara unik untuk memberitahukan kapan perayaan Idulfitri setelah 1 Syawal ditetapkan oleh pemerintah setempat.
“Ketika momen lebaran diumumkan, kami melihat banyak masyarakat bermain petasan dan kembang api di jalanan di berbagai kawasan. Mereka mengingatkan satu sama lain dengan cara bermain kembang api dan petasan. Bahkan, di Milad Tower yang merupakan salah satu menara tertinggi untuk tujuan telekomunikasi di kawasan Timur Tengah, kami melihat permainan kembang api yang luar biasa,” paparnya.
“Cara berikutnya adalah melalui ritual tradisional yang sejak lama hingga sekarang dengan menembak meriam yang dulu digunakan sebagai persenjataan. Ada dua fungsi, zaman sekarang digunakan untuk mengingatkan masyarakat pada satu momen atau kejadian tertentu,” sambungnya.
Mudik Ala Masyarakat Iran
Menurut Ibrahimi, beberapa tradisi merayakan lebaran di Iran memiliki kemiripan dengan yang dilakukan oleh pemeluk Islam di Indonesia.
Contohnya adalah kembali ke kampung halaman masing-masing atau di Indonesia disebut sebagai mudik.
“Tradisi kembali ke tempat kelahiran dijalankan. Misalnya dari kota Teheran di bagian utara. Di Teheran terdapat tiga jalan yaitu Chalous, Haraz, dan Firouz Kouh. Tiga jalan ini memiliki karakteristik tersendiri. Ada yang sangat penuh pohon, air mancur, dan sungai. Semua memiliki karakteristik. Di saat menjelang lebaran, ketiga jalan ini penuh para pemudik dan terjadi kemacetan yang sangat panjang,” ucapnya.
Hal lain yang menjadi kemiripan adalah kewajiban untuk membayar zakat fitrah, sebelum salat Dzuhur di hari lebaran.
Namun, tradisi pemeluk Islam Iran sebelum membayar zakat fitrah adalah dengan mempersiapkan sejumlah uang dan menyisihkannya ke tempat lain.
“Ketika Idulfitri diumumkan, zakat fitrah ini harus dipisahkan dari uang atau kantong kita dan disisihkan ke tempat lain. Esok hari setelah salat Eid sebelum dzuhur kita harus menyalurkan,” terang Ibrahimi.
Semangat untuk Palestina
Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad menyatakan kekagumannya melihat semangat umat muslim Indonesia dalam menyambut hari kemenangan.
Bahkan menurut Azad, semangat muslim Indonesia itu tidak berbeda dari 30 tahun lalu, ketika ia pertama kali bertugas di Jakarta.
“Saya juga ingat 30 tahun lalu ketika pertama saya ditugaskan di Indonesia, di masjid Sunda Kelapa ini masyarakat luas hadir sampai ke gang-gang sebelah. Dimana shaf aolat masih dilanjutkan hingga di jalan-jalan itu. Ini menunjukkan bahwa masyarakat begitu antusias untuk menjalankan salat Idulfitri dan merayakan hari kemenangan. Saya melihat di masjid Istiqlal juga sama. Berbagai tingkat di masjid penuh dengan masyarakat yang hadir sampai jalanan keluar shaf salat jamaah sudah berlanjut hingga keluar masjid,” ungkap Dubes Iran.
Mohammad Azad mengakui saat ini (tahun 2022) merupakan tahun ketiga baginya dan keluarga merayakan Idulfitri di Indonesia.
Dan kebersamaan dengan anggota keluarga merupakan salah satu hal yang dirindukannya.
“Saya merindukan tentu ada ritual-ritual yang hampir sama antara Iran dan Indonesia. Kami jalankan salat Idulfitri, kumpul bersama keluarga, merayakan kebersamaan di hari kemenangan,” tambahnya.
Namun, secara khusus Mohammad Azad mengatakan, pada momentum perayaan lebaran di tiap tahunnya ia merindukan adanya persatuan antar negara-negara Arab, misalnya untuk menyelesaikan isu di Palestina.
"Langkah bersama antar negara-negara Islam yang saya rindukan, untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi oleh negara Islam. Salah satunya adalah isu Palestina, mereka bisa mengambil langkah bersama seperti hari Internasional Al Quds yang mana menjadi sebuah contoh atau gambaran dari langkah bersama yang bisa diambil oleh negara-negara Islam untuk menyelesaikan isu bersama yang mereka hadapi. Pengambilan langkah bersama ini adalah yang saya rindukan setiap momen lebaran,” ucapnya.
Sementara, seperti halnya di Indonesia, perayaan lebaran di Iran juga dimeriahkan dengan hidangan berbagai makanan khas, di antaranya kabab, dolmeh, shole zard, fereni, Haleem, zulbia dan bamieh.
Makanan yang selalu hadir di meja-meja keluarga muslim Iran ini, memiliki cita rasa yang beragam.
https://rri.co.id/internasional/1448989/pemerintah-iran-gratiskan-transportasi-umum-saat-idulfitri
.