Laporan tentang beberapa statistik pariwisata Republik Islam Iran
Pariwisata Republik Islam Iran di 6 bulan terakhir / melawan Iranofobia dan menarik 7.1 juta wisatawan asing
Kebijakan dan rencana tendensius ketidakamanan dan Iranofobia yang direncanakan dengan tujuan apa pun, konsekuensi negatif pertamanya adalah stagnasi dan kerugian pada industri pariwisata, namun apa yang dialami industri pariwisata Iran dalam dua tahun terakhir menarik 7.1 juta wisatawan dan menghasilkan 8.7 miliar dolar.
Salah satu sektor pencapaian pemerintah Republik Islam Iran adalah dari pariwisata yang merupakan sektor terpenting dari Kementerian Warisan Budaya, Pariwisata dan Kerajinan Tangan Iran, dimana sebagian besar penggiatnya adalah masyarakat itu sendiri dan pihak swasta.
Kementerian ini berusaha fokus pada pariwisata, pembangunan ekonomi dan pengurangan ketergantungan pada minyak, dan dengan menciptakan lapangan kerja, mempekerjakan sumber daya manusia di berbagai sektor.
Apa yang diprediksi oleh Kementerian Warisan Budaya, Pariwisata dan Kerajinan Republik Islam Iran adalah menarik 15 juta wisatawan per tahun.
Presiden Ayatullah Sayed Ebrahim Raisi selalu menekankan perlunya memanfaatkan seluruh potensi kapasitas Iran dan menarik wisatawan asing hingga 15 juta orang per tahun, pariwisata berorientasi keluarga, pembatalan visa turis dengan negara sasaran, fasilitasi dan dukungan investasi sektor swasta di sektor pariwisata di antara hal terpenting yang ditekankan presiden dan menjadi prioritas utama kerja sama seluruh departemen pemerintah di bidang industri pariwisata.
Industri pariwisata Iran termasuk di antara 20 negara teratas di dunia
Menurut laporan Badan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC), sumbangsih pariwisata dalam total perekonomian Iran pada tahun 2020 adalah 3.1%. Angka ini meningkat menjadi 4.1% pada tahun 2021 dan 4.6% pada tahun 2022.
Sementara itu, wisatawan Iran telah menghabiskan 33.3 miliar dolar di negaranya pada tahun 2021. Angka ini lebih banyak dari seluruh negara di dunia kecuali 15 negara, AS, China, Jerman, India, Jepang, Meksiko, Inggris, Italia, Prancis, Brazil, Kanada, Belanda, Spanyol, Australia dan Rusia. Iran menduduki peringkat ke-16 dunia yang bila dibandingkan tahun 2020, dalam hal pengeluaran wisatawan domestik, naik satu tingkat di peringkat global.
Kemakmuran pariwisata dalam negeri dan pengembangan pariwisata dengan negara tetangga merupakan salah satu landasan rencana transformasi pemerintahan Iran saat ini. Dengan kemakmuran pariwisata, tingkat penciptaan lapangan kerja industri ini di Iran meningkat sebesar 11.2% pada tahun 2022, dan populasi pekerja di industri ini mencapai 1.44 juta orang. Demikian pula, sumbangsih industri pariwisata dari total lapangan kerja di Iran telah mencapai 6.1% pada tahun 2022.
Sumbangsih pariwisata terhadap PDB/devisa sebesar 8.7 miliar dolar dalam 2 tahun
Sementara itu, pertumbuhan industri pariwisata Iran telah melampaui 39% pada tahun 2022 dan peningkatan nilainya mencapai sekitar Rp 151 triliun yang menurut statistik terbaru, sumbangsih pariwisata terhadap produk domestik bruto negara Iran pada tahun 2019 (sebelum Pandemi Covid-19) sama dengan 6.6% dan menurut data Bank Dunia, total sumbangsih ekonomi perjalanan dan pariwisata dalam PDB Iran sejak tahun ini hingga 2028 akan mencapai sekitar Rp 104 triliun.
Statistik menunjukkan bahwa turis asing telah menghabiskan 6.2 miliar dolar di Iran pada tahun 2022, meningkat 73.5% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, orang asing telah menghabiskan lebih dari 2.5 miliar dolar di Iran pada tahun 2021. Angka sekitar 8.7 miliar dolar; Tentu saja harus menambahkan pengeluaran wisatawan domestik Iran ke dalam angka tersebut, masyarakat Iran telah menghabiskan sekitar Rp 75 triliun untuk perjalanan domestik pada tahun 2021 dan lebih dari sekitar Rp 105 triliun pada tahun 2022, meningkat 40.1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kebangkitan industri pariwisata Iran dengan pertumbuhan 40% dalam dua tahun berturut-turut
Menurut laporan Badan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC) di Iran, industri pariwisata telah bangkit kembali dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2020, industri pariwisata Iran menghadapi penurunan sumbangsih PDB sebesar 45%, sementara industri ini dalam perekonomian mengalami pertumbuhan 40%.
Menurut statistik Badan Perjalanan dan Pariwisata Dunia (WTTC), sumbangsih industri pariwisata terhadap total perekonomian Iran pada tahun 2022 juga meningkat sebesar 39.2% dan mencapai 4.6% dari total perekonomian Iran. Begitu pula dengan nilai industri ini di Iran yang mencapai sekitar Rp 151 triliun, tidak jauh dari nilai sekitar Rp 166 triliun industri ini sebelum merebaknya Corona pada tahun 2019.
Menarik 7.1 juta wisatawan asing dalam 2 tahun
Dengan terkendalinya Corona dan Omicron, akhir tahun 2021, roda industri pariwisata akhirnya mulai bergerak. Namun titik balik dalam revitalisasi industri ini adalah pencabutan pembatasan penerbitan visa bagi wisatawan asing. Pada minggu terakhir Oktober 2021, dengan persetujuan Kementerian Warisan Budaya dan Kementerian Luar Negeri, perjalanan pariwisata masuk dimulai.
Meskipun tahun 2020 dan 2021 merupakan resesi yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi industri pariwisata Iran, menurut laporan WTTC, industri pariwisata Iran tumbuh sebesar 40% 3 bulan terakhir 2021 dan 3 bulan pertama 2022. Wisatawan asing selama periode ini menghabiskan 2.5 miliar dolar di Iran. Sedangkan dunia tumbuh sebesar 21.7% pada tahun-tahun tersebut.
Andil Iran sebesar 6% dari seluruh wisatawan yang masuk ke Asia Barat
Menurut laporan Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), kunjungan wisatawan asing ke Iran meningkat signifikan pada tahun 2022. Pada tahun ini, tercatat 4.1 juta perjalanan wisatawan asing ke Iran, meningkat 315% dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu lebih dari 4 kali lipat, sementara pertumbuhan rata-rata global tahun sebelumnya tercatat sebesar 3 kali lipat.
Meski demikian, andil Iran dalam menarik wisatawan asing masih sedikit, dan hanya 0.4% dari seluruh perjalanan wisatawan asing pada tahun 2022 dilakukan ke Iran.
Pertumbuhan kedatangan wisatawan asing ke Iran sebesar 315% pada tahun 2022 terjadi ketika selama tahun 2020 akibat wabah Corona mengalami penurunan sebesar 83% dan pada tahun 2021 terjadi penurunan kedatangan wisatawan asing sekitar 30% ke Iran, sedangkan total perjalanan wisatawan asing ke Timur Tengah pada tahun 2022 tercatat sebanyak 66 juta perjalanan, meningkat 163% dibandingkan tahun sebelumnya. Andil Iran dari total wisatawan asing yang memasuki wilayah ini diperkirakan mencapai 6%.
Berasal dari mana sebagian besar wisatawan asing?
Menurut statistik, lebih dari 15% wisatawan asing yang masuk ke Iran pada tahun 2021 adalah berasal dari Turki, yang tentunya menempati urutan kedua wisatawan asing yang masuk ke Iran setelah Irak dengan sekitar 35%. Tentu saja, pada tahun sebelumnya, sumbangsih wisatawan Turki dari seluruh wisatawan yang masuk ke Iran adalah 9%.
Selain itu, wisatawan Pakistan dengan 10%, Republik Azerbaijan dengan 9%, dan Kuwait dengan 2% masing-masing menduduki peringkat ketiga hingga kelima. Negara-negara lain menyumbang 29% dari seluruh wisatawan yang masuk ke Iran pada tahun 2021.
Menurut laporan ini, 97.9% dari total perjalanan wisata di Iran tahun lalu dilakukan untuk tujuan rekreasi dan 2.1% dari perjalanan tersebut bersifat bisnis.
Namun, 55% dari total wisatawan asing yang masuk ke Iran pada tahun 2022 adalah wisatawan Irak. Wisatawan Republik Azerbaijan dan Turki masing-masing sebesar 6%, Pakistan sebesar 5%, dan Kuwait sebesar 2% masing-masing berada di peringkat berikutnya.
Statistik ini menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan asing khusus untuk negara-negara tetangga, dan kunjungan diplomatik para pemimpin dan pejabat senior negara-negara tetangga dan sahabat ke Teheran dalam tiga bulan terakhir, penandatanganan nota kerjasama bersama di bidang pariwisata dapat memperkuat proses ini pada periode pasca-Corona, sebuah proses yang dapat mengkompensasi kerugian yang disebabkan oleh Corona pada industri pariwisata.
Peningkatan perjalanan domestik sebesar 40% dalam dua tahun berturut-turut
Nowruz 1401 (tahun baru Iran mulai 21 Maret 2021) adalah awal dari lewatnya masa Corona. Setelah dua tahun Corona, perjalanan yang bebas dan aman dimulai, semuanya bersiap menyambut dan menampung wisatawan dengan lebih harmonis dari sebelumnya.
Lebih dari 52 juta orang menginap di pusat-pusat penginapan resmi Iran dan menjadi secercah harapan bagi para pegiat industri pariwisata, sebuah tren yang mengukuhkan pertumbuhan usaha akomodasi sebesar 40% dibandingkan dua tahun lalu.
Proses ini terulang pada Nowruz 1402 (tahun baru Iran mulai 21 Maret 2022) dan gelombang perjalanan domestik tercatat 57 juta orang meninap di pusat akomodasi resmi negara. Hal ini terjadi ketika agenda ketidakamanan Iran dan proyek Iranofobia dilaksanakan dengan intensitas yang lebih besar, rencana tendensius yang konsekuensi negatif pertamanya adalah stagnasi dan kerugian pada industri pariwisata. Namun apa yang terjadi pada industri pariwisata Iran dalam dua tahun terakhir telah menarik 7.1 juta orang. Sebuah rencana yang salah terhadap prediksi kebangkrutan industri pariwisata dan pupusnya harapan para penggiat bidang ini.
Penerbitan 5700 perizinan dalam 2 tahun / tingkat okupansi hotel 90%
Menurut statistik, pada tahun pertama pemerintahan Presiden Raisi, sekitar 3.000 perizinan telah diterbitkan dan pada tahun kedua, sebanyak 2.700 di berbagai sektor industri pariwisata. Kurang dari setahun yang lalu, telah diterbitkan sebanyak 2.977 di bidang pariwisata yang total kapasitas produksinya mencakup lebih dari 160.000 lapangan kerja.
Industri pariwisata mengalami masa-masa dan kondisi sulit dalam beberapa tahun terakhir, terutama akibat Corona dan sanksi. Namun, dengan meredanya corona dan penerapan pariwisata selama virus corona serta kepatuhan terhadap pedoman kesehatan, perjalanan pariwisata perlahan-lahan mulai keluar dari resesi, yang terlihat pada Nowruz 1401 (Maret 2021) setelah akumulasi permintaan perjalanan untuk sekitar tiga tahun, dan terulang pada tahun 1402 (Maret 2022), pertumbuhan kunjungan ke hotel dan pusat akomodasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tingkat lapangan kerja rata-rata di atas 90% dan kunjungan ke museum dan pusat sejarah rata-rata di atas 80% dibandingkan periode yang sama.
Iranophobia adalah cara musuh untuk melawan ledakan pariwisata
Mari kita lihat lebih dekat apa yang paling dirugikan dalam ketidakamanan Iran, industri pariwisata. Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam juga menyebutkan pada Januari 2023 (dalam pertemuan publik dengan masyarakat Qom) bahwa musuh berusaha menghentikan isu-isu yang berkembang pesat seperti pariwisata.
Yang pasti Iranophobia adalah salah satu cara musuh memerangi pengembangan kapasitas pariwisata. Dengan politik yang tendensius, mereka ingin industri pariwisata Iran tidak dapat bertahan dan tentu saja pariwisata itu sendirilah yang dapat memperkenalkan Iran yang indah, megah dan aman kepada dunia dalam perjuangan yang keras namun efektif. Pariwisata ini menghentikan Iranophobia sebagaimana yang selalu ditekankan pada pemerintahan Iran melalui pejabat Kementerian Warisan Budaya, Pariwisata dan Kerajinan.[IG/IRNA]
.