• Apr 22 2022 - 14:35
  • 147
  • : 2 minute(s)
Oleh: Dr. Mohammad Reza Ebrahimi (Konselor Kebudayaan Kedubes Iran di Jakarta)

Menengok Sekilas pada Sinema Iran dan Film Muhammad Rasulullah

Pandangan Revolusi Islam yang spesial terhadap sinema dan upaya (melestarikan) kehidupan struktur sinema yang sesuai dengan pemikiran dan nilai sosial dan kemanusiaan, telah menciptakan pasang surut dalam kuantitas fisik dan konten pada sinema Iran

Pandangan Revolusi Islam yang spesial terhadap sinema dan upaya (melestarikan) kehidupan struktur sinema yang sesuai dengan pemikiran dan nilai sosial dan kemanusiaan, telah menciptakan pasang surut dalam kuantitas fisik dan konten pada sinema Iran.

Di dunia sekarang ini, makna, pengaruh dan pesona sinema sungguh nyata bagi semua orang. Mula-mula, masyarakat Islam harus menggunakan kapasitas luar biasa ini untuk mendakwahkan moralitas Islam yang baik (akhlak hasanah). Seni, terutama sinema, dapat mentransfer konsep-konsep hebat terbaik dan terkompleks ke generasi-generasi. Dengan seni dapat dicapai pemahaman bersama tentang banyak hal.

Oleh karena itu, sinema harus menampilkan figur, baik lelaki atau perempuan dengan pandangan epistemologis berdasarkan prinsip-prinsip yang diambil dari budaya Islami dan insani. Dalam sinema Hollywood hari ini, kehidupan dan sejarah para nabi lebih didasarkan pada distorsi al-Kitab atau distorsi dunia politik yang disengaja daripada menampilkan aspek nyata, sehingga kepribadian serta karakteristik historis para nabi secara jelas diubah. Film-film ini biasanya mengalami distorsi dan karakteristik dalam diri para nabi, seperti mereka tidak memiliki program dalam berdakwah, mereka sangat naif dan hanya orang biasa, dan skeptisisme tentang sistem agama mereka. Karakter para nabi seperti Musa, Ibrahim, Nuh (ditampilkan) memiliki semacam skeptisisme Cartesian dan keraguan dalam agama. Pemikiran dalam karya-karya Amerika ini tidak melampaui ukuran seorang manusia biasa sekalipun.

Di sisi lain, wajah sejati para nabi Ilahi harus dilihat dalam karya sinematografer berkomitmen. Salah satu contoh terbarunya adalah film Muhammad Rasulullah (SAW) karya Majid Majidi. Dalam film ini, yang sangat mirip dengan kenyataan, sistem komunikasi manusiawi Rasulullah ditunjukkan dalam tiga bidang komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan publik. Tawakal di medan yang keras adalah komponen intrapersonal Nabi Suci (SAW). Dalam hubungan interpersonalnya, film ini menunjukkan jiwa pemalu, rasa hormat terhadap wanita, kecintaan dan kasih sayang, dan di ruang komunikasi publik mengisyaratkan pada kerja sama saling membantu dan (bagaimana) menghadapi tradisi yang menyimpang.

Dalam hal ini, seorang profesor di Hamilton College bernama Stephen Rodriguez berkata, "Saya orang Barat, dan sejujurnya saya katakan bahwa saya mengenal sinema Iran pada 1990-an dan 2000-an melalui beberapa filmmaker seperti Abbas Kiarostami dan Majid Majidi."

Ia menambahkan bahwa filmThe Color of ParadisedanChildren of Heavenkarya Majid Majidi adalah film-film yang telah menyita perhatian dan pikiran saya dalam waktu yang lama. Kedua film ini adalah kisah sederhana tentang kehidupan keluarga dan cinta, namun juga menawarkan wawasan yang lebih dalam tentang nilai-nilai seperti komitmen, kesedihan dan cinta. Karena itu, film-film tersebut menjadi film spiritual yang sangat dalam.

Di penghujung sambutan, saya ingin merujuk pada bagian dari ucapan guru saya, Bapak Majid Majidi, “Semua upaya kami dalam film "Muhammad (SAW)" adalah untuk menunjukkan kepada dunia bacaan Islam yang benar, yaitu sebuah agama yang didasarkan pada kemuliaan manusia. Misi terpenting Nabi adalah untuk menghidupkan kembali moralitas, sesuatu yang jarang terlihat di dunia saat ini.

Bapak Majid Majidi menambahkan, "Sayangnya, beberapa orang menunjukkan Islam dengan cara fanatik dan dibarengi dengan kekerasan, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan Islam dan kami khawatir bahwa perspektif baru tentang Islam akan ditampilkan.

Pada akhirnya, saya menyarankan bahwa dengan melihat kesamaan kultural antara Indonesia dan Iran, film bersama dan kerjasama sinematik dapat dikembangkan dan ditingkatkan.

--------------------------------------------------------

* Disampaikan pada acara virtual “Diskusi Film Ramadhan Spesial 2022: Muhammad Rasulullah”, Sabtu, 16 April 2022

Indonesia Jakarta

Indonesia Jakarta

.

Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam adalah salah satu organisasi Iran yang berafiliasi dengan Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam; dan didirikan pada tahun 1995.[]

:

:

:

: