The Road To Persia
Menelusuri Keindahan Iran Yang Belum Terungkap
Siapa sih yang tidak suka dengan jalan-jalan? Apalagi setelah membaca buku ini, pastilah pembaca begitu tertarik untuk segera melancong ke negeri para penyair handal. Seperti apa pula keajaiban tersembunyi di tanah Persia yang menjadi judul pilihan dari penulis?
Siapa sih yang tidak suka dengan jalan-jalan? Apalagi setelah membaca buku ini, pastilah pembaca begitu tertarik untuk segera melancong ke negeri para penyair handal. Seperti apa pula keajaiban tersembunyi di tanah Persia yang menjadi judul pilihan dari penulis? Rasa penasaran seketika terbesit di benak saat membaca judul buku The Road To Persia. Ya, perjalanan itu bermula dari menelusuri keindahan dan kekayaan Persia yang tidak akan ada habisnya. Empat tahun perjalanan pun terasa begitu singkat. Menyusuri Isfahan keindahan agung terpancar dari Masjid Lotfollah, Vank Cathedral yang mempunyai susunan arsitek yang menjadi ciri khas gereja Iran, bahkan seorang Renier menggambarkan Isfahan sebagai Half of The World. Shah Abbas dari Dinasti Safavi berhasil menyihir Isfahan menjadi kota yang eksotis hingga kota itu mendapat julukan “Nesf-e Jahan” setengah keindahan dunia.
Beranjak dari Isfahan, pembaca diajak menyusuri Desa Mesouleh dengan daya tarik Rudkhan Castle menambah khazanah sejarah. Keindahan Shiraz dengan hiasan relief Persepolis tidak kalah mencengangkan karena dibalut cerita perdamaian dan ketentraman yang dianggap sebagai piagam pertama hak asasi manusia dari Raja Cyrus. Cyrus juga mempunyai tempat terindah di hati para pengikutnya.
Pengaruh iklim di Persia yang jauh diluar dugaan menjadikan kreatifitas bagi arsitektur rumah-rumah klasik. Design yang terkesan begitu surprise menjadikan daya pikat bagi turis dan musafir untuk singgah berlama-lama, karena potret bangunan dari sudut Persia sangatlah khas. Tidak heranlah kemudian di tanah Persia banyak lahir tokoh dan penyair terkenal. Biarpun mereka telah tiada, ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu, namun semangat mereka masih abadi dalam Mausoleum kenangan yang di bangun. Salah satunya Masouleum penyair Hafiz, Masouleum Saadi, Masouleum Ferdowsi yang terkenal sebagai pemilik semangat nasionalisme yang kuat. Satu yang tidak kalah asing di telinga yaitu Masouleum Ibnu Sina yang terdapat di Hamedan.
Masih merangkak jauh, Afifah Ahmad mengajak pembaca ke sebuah desa terpencil namun tetap asri untuk berbagi pengalaman kepada pembaca. Sebuah desa yang melestarikan sistem keunikan, alam yang luar biasa, warga yang menjunjung tinggi tata krama terhadap para pendatang, dan iklim tropis yang begitu khas. Keindahan Desa Masouleh seakan telah menghadiahkan ketenangan dan keramahan. Tak hanya itu Masouleh seakan menitipkan pesan akan sebuah keharmonisasian antara Tuhan, manusia, dan alam.
Hari perayaan Asyura yang terkenal dengan perpaduan tradisi dan agama yang kental yaitu Dasti tak pudarnya menjadi sorotan kekaguman seorang Afifah Ahmad. Selain itu dipenghujung perjalanan, Afifah Ahmad mengajak untuk bersimpuh di bawah naungan kubah mas dan hanyut dalam lautan manusia yang khusuk memanjatkan doa kepada Sang Khaliq.
Sungguh perjalanan yang membuat hati pembaca menjadi tereksplorasi oleh suguhan frase yang memikat dari kata perkata yang ditorehkan Afifah Ahmad. Dengan struktur bahasa yang sederhana Afifah mengajak pembaca lebih jauh membuka jendela pengetahuan mengenai sejarah, budaya, agama, tradisi, alam, dan keajaiban Persia lainnya. Keinginan untuk berexperince ke Negeri Persia pun menjadi semangat bagi pembaca. Dari gaya penulis yang begitu akrab menjadikan bertambahnya pengetahuan bagi kita. Buku ini sungguhlah menarik, apalagi jika Afifah Ahmad mengembangkan hasil kepenulisannya itu lebih luas lagi dan menerbitkan buku-buku traveler dari negara- negara yang mempunyai estetika peradaban selain tanah Persia.
Keunikan lain dari buku ini adalah bahwasanya Afifah menyertakan foto-foto dari tempat yang dikunjungi, dan itu terlihat begitu nyata bagi pembaca. Foto itu dapat menjadi daya imajinasi bagi pembaca pemula untuk mempelajari Persia, karena dapat menjadikan daya hantar dan menghilangkan kebosanan. Begitu pula di bagian akhir buku terdapat peta Iran sederhana yang digunakan sebagai pengertian letak geografis bagi pembaca.
Judul : The Road To Persia
Pengarang : Afifah Ahmad
Penerbit : Bunyan (PT Bentang Pustaka,Yogyakarta)
Tebal : 216 halaman
Cetakan : Pertama
Tahun Cetak : 2013
.