Konselor Kebudayaan Kedubes Iran Jakarta Tanggapi Tewasnya Ismail Haniyeh
RM.id Rakyat Merdeka - Menanggapi terbunuhnya Pimpinan Perlawanan Islam Palestina -Hamas, Ismail Haniyeh, berikut pernyataan resmi Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jakarta, Dr. Mohammad Reza Ebrahimi:
Sebagaimana telah diberitakan dalam berbagai media, Pemimpin Perlawanan Islam Palestina - Hamas, Ismail Haniyeh telah syahid dalam aksi teroris yang dilakukan Zionis di Teheran. Ismail Haniyeh yang datang ke Teheran untuk menghadiri prosesi pelantikan Presiden atas undangan Republik Islam Iran, diteror di tempat menginapnya.
Kejahatan teroris anti-kemanusiaan dan bertentangan dengan hukum internasional ini disebabkan oleh keputusasaan dan kegagalan berturut-turut Israel melawan pertahanan heroik Front Perlawanan Islam dengan dukungan rakyat Palestina yang sabar dan gigih.
Tindakan rezim Zionis tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap beberapa prinsip Piagam PBB, karena dalam Pasal 2 dijelaskan persoalan penghormatan terhadap integritas wilayah dan kemerdekaan politik serta kedaulatan suatu negara. Tindakan teror rezim Israel terhadap pejabat politik dan pemimpin Kelompok Hamas Palestina di negara lain, dianggap sebagai pelanggaran wilayah negara tuan rumah (Iran).
Ismail Haniyeh, sebagai politisi dan pemimpin gerakan Hamas Palestina, sebagai salah satu pejabat, pribadi, dan harta benda Pemerintah, memiliki kekebalan atas tanah Pemerintah lain. Ia tamu Pemerintah Iran.
Karena itu, operasi teroris ini, selain melanggar prinsip kekebalan Pemerintah berdasarkan alinea ke-7 Piagam PBB, juga dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatan negara lain (Iran).
Tindakan geng kriminal perampas tanah Palestina, yaitu Israel, ini adalah contoh nyata terorisme internasional. Rezim yang kejam ini telah menggunakan kekerasan terhadap pejabat secara ilegal dan menciptakan teror. Tindakan ini merupakan elemen penting terorisme internasional, yang berujung pada terbunuhnya Ismail Haniyeh dan pengawalnya. Atas tindakan kriminal Israel ini, tanggung jawab internasional dan individu harus dipikulkan ke Israel.
Rezim ini memiliki daftar panjang kejahatan internasional, seperti pembunuhan, pemerkosaan, dan genosida. Di wilayah pendudukan, rezim ini melakukan tindakan paling keji terhadap kemanusiaan setiap hari, dan masih mendapat dukungan dari kekuatan dan lembaga internasional.
Sesungguhnya, kita di dunia sedang berhadapan dengan suatu rezim yang tidak mematuhi hukum internasional mana pun. Dewan Keamanan PBB, yang menyebut diri sebagai penjaga perdamaian dan keamanan internasional, tidak mampu menghadapi rezim Zionis. Dapat dikatakan, rezim Zionis merupakan bagian kekuasaan dan kedaulatan Amerika Serikat.
Rezim Zionis pelaku pendudukan dan pembunuhan anak-anak, sifatnya telah berkembang menjadi terorisme dan terlalu bodoh untuk mengambil tindakan ini tanpa lampu hijau dan bantuan Amerika Serikat. Tragedi kesyahidan Ismail Haniyeh ini adalah hasil perjalanan Netanyahu ke Amerika dan kehadirannya di Kongres AS dalam beberapa hari terakhir, di mana para anggota Kongres tersebut berdiri membela dan menyemangatinya sebanyak 17 kali.
Balas dendam keras atas pertumpahan darah tamu tercinta kami, Sang Syahid Ismail Haniyeh, bagi Iran dan masyarakat kawasan serta para pecinta kemerdekaan di dunia akan tetap terjaga dan dalam perencanaan.
Akhirnya, dari seluruh pecinta kemerdekaan dunia, terutama para intelektual, pemikir, tokoh, mahasiswa, dan anggota masyarakat, dengan penerapan balas dendam yang keras, yaitu memboikot rezim pembunuh anak dan terorisme Israel dalam segala hal politik, ekonomi dan budaya, diharapkan menyuarakan kecaman, kutukan, pelanggaran privasi negara serta membela rakyat tertindas Palestina, khususnya Gaza, dengan suara lantang. (*)
.