Hari Quds Sedunia, Imam Khomeini, dan Palestina
Imam Khomeini: Umat Islam di dunia harus menganggap Hari Quds sebagai hari yang tidak hanya diperuntukkan bagi seluruh umat Islam, tetapi juga bagi kaum tertindas (mustadhafin), dan dari titik kritis tersebut, mereka harus melawan kaum arogan dunia dan tidak berhenti sampai kaum tertindas terbebas dari penindasan rezim penindas.
Imam Khomeini: Umat Islam di dunia harus menganggap Hari Quds sebagai hari yang tidak hanya diperuntukkan bagi seluruh umat Islam, tetapi juga bagi kaum tertindas (mustadhafin), dan dari titik kritis tersebut, mereka harus melawan kaum arogan dunia dan tidak berhenti sampai kaum tertindas terbebas dari penindasan rezim penindas.
Hari Quds atau Hari Quds Sedunia adalah hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan, yang ditetapkan oleh Imam Khomeini pada Ramadhan 1399 H (1979 M) sebagai hari resmi untuk mendukung rakyat Palestina dan menyeru umat Islam sedunia untuk bersama-sama memotong tangan jahat rezim Zionis dan para pendukungnya.
Penamaan hari Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Quds didukung oleh banyak intelektual dan seniman, dan hari ini, selain Iran, pawai Hari Quds diadakan di berbagai negara di dunia. Menurut sumber berita, jumlahnya ada 80 negara di berbagai benua di seluruh dunia.
Hari Quds Sedunia merupakan warisan inisiatif pemimpin besar revolusi Iran yang bertujuan membela dan mendukung hak-hak kaum tertindas serta memerangi arogansi global, dan analisis dimensinya diperlukan untuk generasi sekarang dan masa depan.
Saat Rezim Syah Pahlevi berada puncak kekuasaan, Imam Khomeini mengungkap hubungan rahasia antara rezim Shah dan Israel, dan menyatakan ancaman Israel terhadap dunia Islam sangat serius. Imam Khomeini adalah marja’ taqlid dan tokoh agama besar pertama yang mengizinkan penyaluran atau penggunaan zakat dan sedekah untuk mendukung para pejuang Palestina.
Sejak awal, Imam Khomeini memaparkan aspek keislaman dan keyakinan dalam perjuangan melawan Israel sebagai metode paling efektif untuk memobilisasi bangsa Palestina yang tertindas dan menarik dukungan dari negara dan umat Islam. Imam Khomeini menyebut pengambilan langkah lain seperti mengandalkan sikap etnis dan nasionalis Arab serta ideologi impor dan non-Islam lainnya sebagai penyimpangan dalam jalur perjuangan membebaskan Quds.
Imam Khomeini dengan menyadari permasalahan dan problema internal dunia Islam, termasuk kelemahan dan ketidakmampuan atau ketergantungan beberapa pemimpin negara Islam, selalu menekankan pada kesadaran umum dan kesadaran dunia Islam yang bersumber dari prinsip-prinsip keyakinan dan keimanan bersama umat Islam serta menghindari perbedaan sektarian.
Pandangan dan sikap Imam Khomeini terhadap Palestina dapat disebutkan sebagai berikut:
- Perlunya menggunakan taktik minyak terhadap AS dan Israel
- Mengembalikan jati diri Islam dan kembali ke Islam
- Membeberkan berulang-ulang rencana Israel “Perbatasan Israel dari Sungai Nil hingga Efrat” dan menekankan bahaya ekspansionisme Israel, pemisahan Yahudi dari Zionisme dan persatuan umat dan negara Muslim
- Memanfaatkan peluang dan kemampuan dunia Islam, penetapan hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia adalah contoh pendekatan penyadaran Imam Khomeini.
Di bawah ini beberapa tujuan yang berkaitan dengan poros pandangan dan sikap Imam Khomeini terhadap Quds, beberapa di antaranya telah disebutkan di atas:
-
- Memotong tangan jahat rezim perampas Israel dan pendukungnya dari tanah Palestina
- Peran yang menentukan nasib Palestina dengan arogan
- Peringatan bagi negara adidaya
- Hari kebangkitan Islam
- Mobilisasi umum untuk umat Islam
- Pembentukan kelompok atau partai Mustadhafin
- Kesadaran, kebangkitan, kebebasan, dan kemerdekaan dari perbudakan setan-setan besar dan negara-negara adidaya
- Menggunakan iman dan kekuatan Islam