• Aug 30 2023 - 10:56
  • 91
  • : 4 minute(s)

BRICS dan Potensi Lumpuhnya Sanksi terhadap Iran

Republik Islam Iran resmi diterima sebagai anggota tetap kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). ...

Oleh: Dr. Mohammad Reza Ebrahimi (Konselor Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Indonesia)

Republik Islam Iran resmi diterima sebagai anggota tetap kelompok ekonomi BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Ini adalah organisasi perdagangan ekonomi negara-negara berkembang dan maju, minus AS dan negara-negara Barat. Dari sisi Iran, langkah mereka bisa bergabung ke dalam BRICS adalah sebuah pencapaian besar pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi. Ini adalah lompatan besar Iran di kancah ekonomi dan politik internasional. Sejumlah pengamat meyakini bahwa dengan bergabungnya Iran ke dalam kelompok ekonomi ini, berbagai sanksi dan upaya mengisolasi Iran akan lumpuh dengan sendirinya.

Fenomena BRICS ini sudah diprediksikan sejak awal tahun 2000-an. Ketika AS ingin menyerang Afghanistan dan Irak dengan dalih demokrasi dan perang melawan terorisme, lembaga investasi “Goldman Sachs” diminta untuk memprediksi situasi ekonomi dunia dan kekuatan superiornya dalam setengah abad mendatang. Jim O’Neill, Kepala Global Economic Research Goldman Sachs, lewat makalahnya yang berjudul “Building Better Global Economic BRICs” pada 30 November 2001, memperkirakan bahwa empat negara China, India, Rusia dan Brasil (dan Indonesia) akan berada di jalur pembangunan ekonomi terdepan dan akan memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi. Seiring berjalannya waktu, sebagian besar prediksi lembaga ini menjadi kenyataan. Kredibilitas lembaga ini semakin meningkat di kalangan analis ekonomi.

Pada sesi ke-61 Majelis Umum PBB tahun 2006, para menteri luar negeri Brazil, Rusia, India dan China memulai pembicaraan pendahuluan. Pasca KTT ini, para pemimpin senior BRIC berpartisipasi dalam empat pertemuan diplomatik lainnya (Yekaterinburg, Sao Paulo, Jepang, dan London) guna memantapkan landasan pembentukan kelompok ini. Pada tahun 2009, negara-negara anggota BRICS fokus pada isu-isu seperti cara memperbaiki situasi ekonomi dan mereformasi sistem keuangan dunia. Selain itu, negara-negara ini berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai membangun hubungan moneter dan komersial yang erat satu sama lain serta memainkan peran yang lebih efektif dalam urusan perekonomian dunia.

Kemudian, tahun 2010, Afrika Selatan ikut bergabung. Sejatinya, bukan Afrika Selatan yang diperkirakan akan bergabung, melainkan Indonesia. Indonesia disebut Jim O’Neill sebagai bagian dari kebangkitan negara-negara berkembang. Faktanya, justru malah Afrika Selatan yang bergabung, sedangkan Indonesia hingga tahun ini pun memilih untuk tidak bergabung.

Pada bulan Agustus tahun ini, lima anggota utama BRICS terdiri dari China, Rusia, India, dan Brazil berkumpul di Afrika Selatan untuk mengambil langkah-langkah baru mengenai perbaikan sistem keuangan dan moneter dan fokus pada mata uang nasional. Dalam pertemuan terakhir yang dipimpin oleh China itu terjadi peristiwa baru, yaitu diterimanya enam negara sebagai anggota baru kelompok BRICS. Keenam negara tersebut adalah Republik Islam Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Mesir, dan Argentina. Menurut pengumuman resmi di situs BRICS, lebih dari 40 negara telah menyatakan minatnya untuk bergabung dengan organisasi perdagangan BRICS.

Karena jumlah penduduk dari negara-negara anggota BRICS ini meliputi separuh dari jumlah penduduk dunia, maka kelompok ini mempunyai potensi besar untuk menjadi kekuatan paling menentukan dalam percaturan ekonomi politik dunia. Menurut pengamat ekonomi dan laporan Bank Dunia, dengan populasi lebih dari 3 miliar orang, yang mencakup 40% populasi dunia, dan dengan luas sepertiga dunia, negara-negara BRICS memiliki kapasitas yang penting untuk kerjasama bilateral dengan Republik Islam Iran. Dan di sisi lain, kapasitas Iran, termasuk posisi geopolitiknya, sumber daya energinya yang kaya, menjadi perhatian para anggota BRICS.

Selain kelompok ekonomi ini, New Development Bank juga didirikan pada beberapa tahun terakhir. Pesan yang disampaikan adalah transaksi dan perbaikan sistem keuangan dan moneter serta tekad serius untuk melakukan de-dolarisasi dan fokus pada mata uang nasional.

Bulan Agustus tahun ini sangat mungkin akan menjadi salah satu titik balik penting bagi posisi Iran di kancah politik dan ekonomi regional dan global. Selama ini, Iran adalah negara yang sangat sering dikenai sanksi, embargo, dan diisolasi secara ekonomi. Konsistensi Iran melawan kekuatan AS dan sekutu Baratnya berakibat kepada jatuhnya sanksi bertubi-tubi terhadap Iran, dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Sampai saat ini, Iran secara resmi masih dilarang untuk melakukan transaksi di bidang migas, padahal Iran adalah salah satu produsen terbesar migas dunia. Dengan kekuatan ekonomi (yang salah satu pilarnya adalah transaksi berbasis mata uang dolar), AS selama ini dengan sangat leluasa memaksakan kehendaknya agar negara-negara lain terpaksa ikut memberikan sanksi kepada Iran.

Menurut para pakar ekonomi, dengan bergabungnya Iran dalam kelompok BRICS, sanksi AS tidak akan lagi efektif. Sebagian pihak lain percaya bahwa keanggotaan Iran dalam kelompok BRICS jauh lebih penting daripada pencabutan beberapa sanksi, untuk sementara waktu.

Pesan ini sepertinya sudah sampai kepada AS dan para pendukungnya di Barat, yaitu bahwa Iran tidak akan lagi terisolasi, dan saat ini, Iran sedang menjalankan strategi baru melalui forum BRICS ini. Sejumlah media asing yang terafiliasi dengan kepentingan AS dan Barat pun menunjukkan reaksinya. Sebelum pertemuan terakhir BRICS berlangsung, media-media Barat menyebar isu bahwa Iran tidak akan menghadiri pertemuan BRICS, dan ada semacam hasutan agar Iran jangan sampai diundang. Namun, nyatanya, Presiden China secara resmi mengundang Presiden Republik Islam Iran ke pertemuan tersebut.

Kini kita akan melihat perkembangan apa yang akan terjadi ke depannya. Keanggotaan Iran, Arab Saudi, dan beberapa negara lain dalam kelompok BRICS semakin menegaskan bahwa BRICS sudah menjelma menjadi kelompok ekonomi sangat besar. Anggota BRICS bersifat lintas benua, dari Timur hingga Barat, dari Selatan hingga Utara, juga mulai menyertakan negara-negara Islam dan Timur Tengah.

Tanpa kehadiran AS dan Barat, kekuatan yang selama ini bersikap arogan dan tak adil, BRICS akan menjadi kekuatan besar yang lebih bisa dipercaya untuk memberikan kemakmuran yang berkeadilan kepada seluruh umat manusia.[Liputan Islam]

Indonesia Jakarta

Indonesia Jakarta

.

Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam adalah salah satu organisasi Iran yang berafiliasi dengan Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam; dan didirikan pada tahun 1995.[]

:

:

:

: